Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Thursday, 24 March 2016

Pernikahan Orang Bali (Hindu)


Ketika anda mencari kata kunci Pernikahan Orang Bali mungkin anda sedang pacaran dengan orang bali, atau anda akan melangsungkan pernikahan di bali bahkan bisa jadi baru berencana untuk mencari jodoh di bali. Apapun tujuannya yang jelas saya tidak akan menjelaskan proses dan tata cara pernikahannya secara detail melainkan hanya dari sudut pandang saya pribadi yang saya ambil dari pengalaman saya sendiri. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu dan wawasan ke-balian (seluk beluk bali) yang masih minim meski saya adalah orang bali asli.


Saya terlahir di daerah perkampungan namanya Karangasem (nama kabupaten), berdekatan dengan pelabuhan padangbay. Setamat SMU saya hijrah ke jekerdah (baca: Jakarta) kemudian pindah ke Tanjung Balai Karimun (Kepri), dan pindah lagi ke Batam terus ke Medan (sumatera). Kepindahan saya yang tidak menetap ini dalam rangka mencari ilmu dan sesuap berlian meski berliannya gak dapat namun saya mendapatkan belahan hati yang tidak ubahnya berlian (so sweet). Dia adalah seorang gadis yang sederhana etnis jawa kelahiran Kediri kota tertua ketiga di Indonesia setelah Palembang dan Malang.

Nah bagaimanakah proses pernikahan saya berlangsung mengingat kami beda budaya? disinilah akan saya jelaskan tata cara pernikahan orang bali terutama yang beragama Hindu.

Dalam setiap pelaksanaan upacara perkawinan  Hindu, pasti tidak mengabaikan adat yang telah ada dalam masyarakat, karena umat Hindu selain berpedoman pada Kitab Weda, juga berpedoman pada Śmrti dan  hukum Hindu yang berdasar- kan pada kebiasaan yang telah dilakukan secara turun temurun disuatu tempat yang disebut Acara.

Sistem perkawinan yang umum dilaksankan oleh umat Hindu etnis Bali adalah dengan cara :

A.    Memadik/Meminang/Melamar

B.    Merangkat/ Ngerorod

Saya menggunakan cara yang kedua yakni ngerorod dalam pernikahan saya, sedangkan adik saya kebetulan menggunakan cara yang pertama yaitu memadik. Sehingga nanti saya bisa jelaskan perbedaan keduanya seperti apa.


A. Memadik


Dalam kasus pernikahan adik saya setelah menentukan hari baik (dewasa) biasanya dilakukan oleh pihak pengantin pria, dengan cara minta petunjuk kepada seorang Sulinggih atau seseorang yang sudah biasa memberikan dewasa (nibakang padewasaan), orang tua calon pengantin pria datang ke rumah calon pengantin wanita bertemu dengan orang tuanya untuk bermusyawarah mengenai tujuan dari kedua calon pengantin serta meminta persetujuan kepada orang tua calon pengantin wanita tentang hari baik (padewasan sesuai dengan tahapan acara perkawinan). Seperti  mengumumkan kepada keluarga besar di masing-masing kedua keluarga calon pengantin dan mengumpulkan keluarga besarnya untuk bisa menyampaikan tentang tujuan keluarga calon pengantin serta memohon bantuannya baik bersifat phisik maupun material.


Adapun upakara yang dibawa pada waktu memadik (meminang), antara lain:

a.   Pejati, sebagai upakara pesaksi untuk dihaturkan di pemerajan calon pengantin      

      perempuan
b.  Canang pangraos, ditambah dengan segehan putih kuning asoroh.
c.  Pagemelan (rarapan) atau saserahan.

Prosesi Memadik

Bahan-bahan upakara diatas tidaklah mahal, kalo menurut perkiraan saya tidak lebih dari tiga ratus ribu. Makanya isteri saya sempat bertanya apakah seserahannya cuma itu saja dan sayapun mengiyakan. Pada saat memadik/meminang ada dua pilihan yakni pengantin wanita diboyong langsung atau tidak (menunggu esok harinya), waktu itu keluarga wanita adik saya menginginkan langsung. Mungkin udah terlalu iklas kali atau udah enek liat anaknya tiap hari pingin nikah.

Pada hari ini calon pengantin pria diikuti oleh anggota keluarga beserta unsur-unsur prajuru seperti klian adat, klian dinas, dan sesepuh datang ke rumah keluarga calon pengantin wanita untuk menjemput calon pengantin wanita. Pada saat para sesepuh berdiskusi saya mencoba menangkap pembicaraannya karena menggunakan bahasa bali halus jadi saya agak sulit mencerna, intinya mereka bertanya akan kemantapan hati masing-masing mempelai dan memberikan petuah-petuah agar dalam menjalani hari-hari disaat berumah tangga tetap rukun dan bahagia.

Upacara selanjutnya diadakan dirumah pria biasanya didahului dengan diadakannya resepsi, namun jangan berharap resepsi akan dilakukan di hotel atau gedung serbaguna karena tradisi orang bali tidaklah seperti itu meski kalo diadakan juga boleh dan sah-sah aja jika punya duit lebih. Resepsi disini maksudnya akan datang para tamu-tamu dari warga kampung sekitar meskipun tidak diundang, mereka biasanya membawa sekilo beras, gula, dan kopi (umum), namun ada juga yang membawa dupa, jajanan, buah, tapi sangat jarang. Dan tidak jarang para lelakinya datang membawa golok, wah jaka sembung dong? tenang ini bukan jaka sembung melainkan orang yang ingin membantu masak yang istilah balinya mebat. oalahh..... haha.... cowok kok masak? haha... anda pasti heran kan? namun ini adalah fakta. di Bali lelaki itu tugasnya masak jika ada event-event besar. Terus ceweknya ngapain? pasti dandan ya? oh tentu tidak... mereka bagian banten atau istilah jawanya sesajen.  Saya tidak menjelaskan upacara apa saja yang akan dilaksanakan di rumah mempelai pria karena sangat banyak dan beragam biasanya dari pagi hingga sore hari. Makanya sehari sebelumnya kedua mempelai harus mempersiapkan phisik dan mental agar tidak shok karena capek. Meski sibuk sempatkan tidur agar badan tetap fit.

Beberapa acara dirumah pria diantaranya adalah kedua  mempelai mengkuti prosesi mebiyakala dan prayascita oleh Pinandita, dulu yang lucu pas saya nikah ada acara ayam panggang dimana 1 ayam panggak kita tarik dan masing-masing akan memperoleh bagian, siapa yang bagiannya lebih banyak biasanya dia akan dominan dalam keluarga. Kebetulan bagian saya adalah lebih banyak dan memang benar saya lebih dominan dirumah.

Setelah acara seremonial nikah selesai,  Acara  dilanjutkan  di Pemerajan   untuk melakukan persembahyangan memohon doa restu dari Sang Hyang Guru dan para leluhur pihak pengantin wanita. Selesai sembahyang dilanjutkan dengan sembah sungkem kepada kedua orang tua calon pengantin wanita untuk mohon doa restu. Sembahyang di pemerajan merupakan mohon doa restu  secara niskala kepada leluhur, sedangkan  secara sakala adalah mohon doa restu dari kedua orang tua.


Yang membedakan pernikahan adat jawa dan bali adalah kedua mempelai bali tidak serta merta duduk diatas singgasana menunggu dan melihat para tamu yang datang, melainkan ikut menyambut dan menemani ngobrol para tamu yang hadir dengan alasan kebiasaan dan adat istiadat yang sudah ada. Dulu pada jaman saya belum ada orang bali menikah menggunakan stage atau kursi ala raja-raja jaman dulu akan tetapi seiring perkembangan jaman sekarang sudah benyak orang bali menggunakan agen persewaan dekor pernikahan modern yang menyediakan segala pernak-perniknya seperti: tenda, kursi, karangan bunga, dll.


Mungkin ada yang bertanya berapakah biaya yang dikeluarkan untuk pernikahan model ini. Tidak ada jawaban yang pasti karena semua tergantung dari beberapa hal seperti: jumlah tamu yang diundang, design dekorasi, jenis hidangan dan terakhir adalah bebanten/sesajen. Namun sebagai bahan informasi berikut saya sampaikan anggaran pernikahan adik yang saya peroleh dari hasil wawancara dengan bapak dikampung.

- Biaya Memadik Rp. 5.000.000,-

- Biaya Resepsi (menjamu) Rp. 20.000.000,-

- Biaya Banten & Dekor Rp. 10.000.000,-

- Biaya Akomodasi, Perlengkapan, Tukang/Pemangku dll, Rp. 5.000.000,-

Saya sekeluarga bersama kedua Mempelai 
Biaya tersebut (Rp. 40jt) hanya bersifat global dan mungkin bisa lebih ataupun kurang mengingat tidak ada catatan-catatan terperinci yang menguatkan. Namun apabila saudara sekalian ingin melangsungkan pernikahan dengan adat bali khususnya daerah karangasem dengan jumlah undangan kurang lebih 250 orang, maka angka tersebut bisa dipakai acuan. Akan tetapi jika dana yang tersedia terbatas anda jangan berkecil hati karena masih banyak jalan menuju roma, salah satunya dengan meniadakan undangan dimana hanya cukup saudara terdekat saja. Hal ini sangat dimungkinkan di bali dan bukan merupakan hal aneh karena penulispun melakukan hal ini.



B. Merangkat/ Ngerorod

Pernikahan secara Ngerorod/Merangkat, seluruh ritual dan administrasi Nikahnya dilakukan dipihak mempelai Pria. Hal ini menjadi pilihan saya sewaktu menikah dahulu berhubung jarak rumah kami sangat jauh karena dipisahkan oleh selat bali. Adapun urut-urutannya sbb:

DIRUMAH MEMPELAI PRIA

Sesampai di depan pintu gerbang rumah calon pengantin pria. Kedua mempelai diberikan segehan putih kuning, sebagai sarana penetralisir kekuatan yang bersifat negatif, karena  kedua calon pengantin secara spiritual adalah dalam kekuasaan kama (diliputi nafsu). Kemudian kedua mempelai diantar ke depan dapur untuk melaksanakan penyucian kecil, yaitu diperciki tirta pabayekaonan, maprayascita dan terakhir ngayab upakara peras pengambean dan dapetan. Maksud penyucian ini adalah penyucian pertama dari sebel kandelan pengantin karena menempuh cara ngerorod/merangkat. Berikut beberapa upacara yang dilangsungkan:


a.   Upacara makala-kalaan/sarira samkara

Upacara makala-kalaan bertujuan untuk membentengi kehidupan perkawinan dari gangguan Bhutakala. Upacara ini dituju-kan kepada bhūtakala, semacam pemberi-tahuan kepada para bhutakala bahwa kedua mempelai  telah secara sah terikat dalam perkawinan dan jangan meng-ganggu kehidupan perkawinan mereka.

Upacara makala-kalaan juga disebut upacara bhūta saksi atau pertiwi saksi.
Selain itu tujuan dari upacara makala-kalaan adalah untuk menghilangkan dan sekaligus  menyucikan kedua pengantin dari segala mala atau  menyucikan sukla dan swanita.

Dalam pelaksanaan upacara makala-kala an digunakan beberapa uparengga. Uparengga yang dipergunakan pada upacara makala-kalaan memiliki fungsi sebagai bahasa isyarat dan symbol   yang mengandung nilai-nilai filsafat/tattwa  yang sangat tinggi dan dalam. Adapun uparengga yang dipergunakan adalah:

1.     Sanggah Surya /Api suci
2.     Kalabang Kala Nareswari (Kala Badeg)
3.     Tikeh dadakan (tikeh kecil)
4.     Benang putih
5.     Tegen-tegenan
6.     Suhun-suhunan (sarana junjungan)

7.     Sapu lidi tiga katih 
8.     Sambuk (serabut) kupakan
9.     Kulkul  berisi berem 

10.   Tetimpung


Setelah makala-kalaan serabut kelapa tersebut ditaruh di bawah tempat tidur pengantin.

c.   Medagang-dagangan.

Pada saat madagang-dagangan penganten wanita duduk di atas serabut kelapa, mengadakan tawar menawar hingga terjadi transaksi antara pengantin pria dan pengantin wanita yang ditandai dengan penyerahan barang dagangan serta pem- bayarannya. Akhir dari medagang-dagang-an adalah merobek tikeh dadakan yang dipegang oleh pengantin wanita dengan kedua tangannya dan pengantin pria mengambil keris kemudian merobek tikeh dadakan tersebut yang diawali dengan menancapkan keris ke tikeh dadakan.  dan dilanjutkan dengan mengambil tiga sarana kesuburan yaitu keladi, kunyit, dan andong, yang kemudian dibawa oleh kedua pengantin ke belakang sanggah kemulan untuk ditanam. Kemudian  memutuskan benang yang kedua ujungnya diikatkan pada dua cabang pohon dapdap. Selesai memutus- kan benang kedua penganten kemudian mandi untuk membersihkan diri.

d.   Mandi/ Angelus Wimoha

Mandi untuk membersihkan diri ini disebut ”angelus wimoha’, yang memiliki  tujuan pembersihan secara lahiriah,  dan  nyomya  kekuatan asuri sampad yang masih ada dalam diri kedua mempelai  menjadi kekuatan Daiwi sampad atau nyomya kala bhūta nareswari  menjadi Sang Hyang Smarajaya dan Smara Ratih.

Sehabis mandi kedua mempelai berganti pakaian, memakai pakaian kebesaran dan berhias untuk melakukan upacara dewa

saksi di sanggah pemerajan. 

e.   Upacara Widhi Widhana

Upacara widhi widhana/majaya-jaya dilakukan setelah selesai melaksanakan upacara makala-kalaan (Setelah mandi)

Rangkaian upacara widhi widhana /majaya-jaya ini diawali dengan puja yang dilakukan oleh sang pemuput upacara (Pandita/Pinandita). Setelah sang pemuput upacara selesai mapuja dilanjut- kan dengan persembahyangan yang dilakukan oleh kedua pengantin. Sebelum melakukan persembahyangan kedua pengantin diperciki tirta panglukatan dan dilanjutkan  tirta prayascita.

Persembahyangan diawali dengan puja trisandya, kemudian dilanjutkan dengan panca sembah. Selesai sembahyang kedua pengantin diperciki tirtha pekuluh dari pemerajan atau pura-pura, dan dilanjutkan dengan memasang bija. Kemudian  natab banten sesayut (sesayut nganten).  Selesai natab banten sesayut, kedua pengantin diberikan tetebus (benang) dan dipasangkan karawista dan bija. Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan sumpah perkawinan oleh kedua mempelai dan  penandatanganan surat-surat nikah oleh kedua mempelai dan saksi-saksi.Acara selanjutnya Nasehat Perkawinan : Oleh Ketua Adat,  PHDI dan Keluarga kedua Mempelai.

Setelah semua berkas pernikahan ditanda tangani,  dimohonkan kepada semua hadirin untuk mengucapkan doa Syukur bahwa pernikahan telah berlangsung secara lancar dan sah. Sumpah dan Doa Syukur perkawinan dengan cara ngerorod sama dengan sumpah dan doa yang diucapkan dalam perkawinan dengan cara Memadik/Meminang. Yang membedakan adalah  tidak ada doa mengungkap lawang/Doa restu dari pihak mempelai wanita.  .

f.   Majauman (ini tidak saya lakukan karena kedua mertua ikut ke bali)

Majauman merupakan rangkaian terakhir upacara perkawinan umat Hindu etnis  Bali. Majauman merupakan kunjungan resmi yang bersifat religius dari pihak pengantin pria ke rumah pengantin wanita yang dilakukan setelah upacara pernikahan selesai.

Majauman berasal dari kata ”jaum” di mana fungsi jaum atau jarum adalah untuk merajut atau menyatukan kembali, maka makna majauman dalam rangkaian upacara perkawinan adalah untuk menyatukan kembali dua buah keluarga yang bersitegang (biasanya karena salah satu pihak keluarga tidak merestui karena perbedaan soroh/wangsa/ kasta, sehingga diambil cara pernikahan ngerorod/ merangkat. 

Majauman biasa-nya dilakukan apabila kedua penganten ngarorod/ merangkat.  Arti mejauman adalah menyatukan kembali dua buah keluarga yang tadinya retak atau marah akibat anak gadisnya dilarikan oleh calon pengantin pria.

Majauman juga berarti memberitahukan kehadapan Hyang Guru dan para leluhur dipihak penganten wanita karena sebelum nya  tidak sempat pamit, bahwa kedua pengantin telah menyatu dalam sebuah upacara perkawinan, serta mohon doa restu agar selalu melindungi perkawinan atau rumah tangga kedua pengantin, sehingga selalu dalam keadaan harmonis.
Demikianlah tatacara pernikahan orang bali yang saya ambil dari pengalaman dan hasil copas dari dharmagupta sebagai bahan rujukan. Intinya pernikahan dengan cara memadik lebih elegan dan sangat recomended daripada ngerorod. Ngerorod biasanya dipakai jika tidak ada persetujuan dari keluarga perempuan. Oh ya, mengenai biaya yang saya keluarkan untuk pernikahan ngerorod ini berkisar antara 10 s/d 15 jt, dengan selisih waktu 8 tahun dari pernikahan adik saya (saya tahun: 2008, adik tahun: 2016). Jika tingkat inflasi rata-rata 5% per tahun maka ditahun 2016 biaya pernikahan saya menjadi Rp. 21 Jt. artinya masih lebih murah setengahnya ketimbang pernikahan sang adik. Namun biaya pernikahan bukanlah yang utama meskipun tanpa biaya mustahil pernikahan bisa berlangsung minimal ada saksi dan penghulu itupun makan biaya. Tapi setidaknya makna pernikahan adalah menyatukan dua insan manusia ke hubungan yang sakral menjadi satu keluarga yang harmonis, bahagia, dan sejahtera. Jika tujuan ini adalah yang utama niscaya pernikahan akan berjalan dengan mulus tanpa hambatan yang berarti.

Sumber: Pengalaman Pribadi & http://dharmagupta.blogspot.co.id





 

7 comments:

  1. Mo tanya klo beda keyakinan n adat, upacara apa yg di pakai, aq nasrani dia Hindu asli Bali

    ReplyDelete
  2. gmn dengan kepercayaan kalau nikah sama.orang jawa bakalan -panas- fisik kalah

    ReplyDelete
  3. gmn dengan kepercayaan kalau nikah sama.orang jawa bakalan -panas- fisik kalah

    ReplyDelete
  4. Saya hindu .. ingin menikah dengan pria beragama kristen & saya masuk kristen .
    Apa saja persyaratan & banten apa saja yg di gunakan pada saat mepamit pindah agama ?

    ReplyDelete
  5. Hallo Akang dan Teteh Calon Penganten,

    Masih bingung cari gedung pernikahan? Ingin menikah di gedung full carpet dengan fasilitas eksklusif? HIS Balai Sartika Bandung menjawab keinginanmu dengan konsep One Stop Wedding Service dan pilihan vendor-vendor profesional yang akan membuat pernikahanmu semakin berkesan. Dapat bonus-bonus menarik yaitu Logam Mulia 5 Gram dan Honeymoon di Bali!! Semua itu tanpa diundi looohhh…

    Ingin info lebih lanjut bisa langsung hubungi :
    Rosianti,
    WA ( 085624295686 )
    IG ( rosi.hisbalaisartika )
    E-mail ( rosi.hiscorp@gmail.com )

    ReplyDelete
  6. Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)
    Menikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
    Kenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.

    ReplyDelete

About Me

My photo
Man Behind The Blog ini adalah I Kadek Suardika sedangkan madeline diambil dari nama putri ke-2 yang sebelumnya sudah memiliki web dengan alamat www.madelinbali.com. Blog ini akan diupdate setiap hari minggu dengan beberapa info menarik mengenai Pulau Bali sebagai pulau dengan destinasi wisata terbaik namun sudah mulai meredup saat ini. Harapan dari bloger semoga bali tetap menjadi tujuan wisata terbaik di dunia sampai akhir zaman.
Powered by Blogger.