Tahun 2016 adalah Tahun Monyet berunsur Api menurut tradisi orang cina, dan buat saya ini adalah betul adanya. Betapa tidak, ditahun ini yang baru berjalan 3 bulan pertama (januari-maret) sudah ada 3 buah pasar yang dilalap si jago merah. Yang pertama kebakaran Pasar Adat Legian (rabu sore, 06-01-16), disusul kebakaran Pasar Badung (senin, 29-02-16), dan terakhir (mudah-mudahan benar-benar yang terakhir kalinya) adalah kebakaran yang terjadi di Pasar Ubud (kamis, 24-03-16).
Kejadian ini sangat disayangkan mengingat ketiga pasar tersebut merupakan pilar utama penunjang perekonomian masyarakat bali pada umumnya, salah satu contoh adalah Pasar Badung dimana perputaran uang disana berkisar hingga 5M/hari. Bayangkan betapa ramainya warga masyarakat yang menggantungakan nasib dipasar ini. Saya berharap pemerintah daerah cepat tanggap untuk segera mengevaluasi keberadaan maupun pemeliharaan bangunan pasar sehingga tidak terulang kejadian yang sama dikemudian hari.
Namun semua itu sudah berlalu, yang terbakar biarlah pasar asal hati dan kepala tetap dingin agar kita bisa melangkah guna memperbaiki keadaan menuju arah yang lebih baik.
Disini akan saya beberkan satu persatu pasar-pasar yang bisa dijadikan tujuan apabila ingin berbelanja di bali terutama oleh para wisatawan domestik indonesia selain dari tiga pasar yang sudah terbakar diatas.
Sebenarnya pasar diatas masih bisa dikunjungi cuman tidak nyaman untuk berbelanja dalam waktu yang lama mengingat kondisinya masih serba darurat. Mereka (para pedagang) memanfaatkan halaman pasar untuk menjajakan dagangannya dan ini tentu saja sangat menyulitkan kita berbelanja mengingat tempat yang sangat sempit.
Adapun pasar-pasar seni di bali yaitu:
Pasar yang satu ini memang sangat
terkenal bagi kalangan wisatawan domestik. Anda bisa berbelanja kain
pantai, celana dan pakaian dengan motif-motif Bali, tas anyaman khas
Bali, sampai sandal-sandal mote yang cantik.
Lukisan-lukisan Bali termasuk yang diburu di pasar ini. Karena pasar ini dekat dengan desa-desa pusat pembuatan kerajinan Bali, maka Anda akan menemukan banyak model patung dan ukiran Bali. Pasar Sukawati terletak di perbatasan antara Denpasar dan Gianyar. Seakan menjadi “pintu” pertama untuk masuk ke Gianyar.
Sebaiknya datang di pagi hari, saat belum banyak orang yang datang untuk berbelanja. Proses menawar pun lebih mudah dilakukan di pagi hari, saat pedagang baru memulai aktivitas. Sebab, “pamali” jika menolak pembeli di awal berdagang.
Pasar guwang
Pasar ini kalah populer dengan Pasar Sukawati. Padahal secara jarak,
kedua pasar ini sangat berdekatan. Pasar Guwang terletak di Desa Guwang,
Gianyar. Dari Pasar Sukawati jaraknya hanya sekitar 500 meter.
Pasar ini terkesan lebih rapi daripada Pasar Sukawati. Namun, salah satu hal yang mencolok adalah tempat parkirnya yang luas. Pasar Guwang tergolong baru dan memang dibangun untuk mendukung Pasar Sukawati.
Bus-bus wisata mudah masuk ke pasar ini karena lahan parkir yang tersedia memang memungkinkan untuk bis. Barang yang dijual pun sama dengan Pasar Sukawati. Anda tetap harus menawar sebelum membeli.
Pasar Seni Kuta
Turis-turis asing sering membeli kaus-kaus Bali dengan bahan rayon atau
katun tipis di pasar ini. Bukan untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh,
melainkan untuk dipakai selama pelesir di Bali. Produk paling dicari
adalah kaus berlogo bir lokal yang digemari turis-turis Australia.
Lokasinya strategis dekat pusat keramaian pariwisata Bali, sehingga banyak turis asing yang tertarik membeli karena iseng lewat saja. Banyak kerajinan seni seperti patung ukiran dan lukisan yang dijual di pasar ini. Gambar dan motif pun beragam, tak selalu mencirikan budaya Bali.
Pasar ini buka dari sekitar jam 8 atau 9 pagi dan tutup agak malam sekitar jam 7. Letaknya dekat dengan Pantai Kuta dan Jalan Kartika Plaza.
Pasar kumbasari
Anda bisa membeli pakaian dan aksesoris mote khas Bali. Tak hanya barang-barang kecil, namun ada pula patung dan ukiran. Lalu, ada pula berbagai mebel dan pernak-pernik untuk mengisi rumah. Aneka anyaman bambu seperti besek sampai ingke bisa Anda dapatkan di pasar ini.
Jika Anda berminat membeli dalam jumlah banyak, di sinilah lokasi yang tepat. Namun, membeli dalam jumlah kecil pun tak masalah. Pasar Kumbasari berada di Jalan Sulawesi, Denpasar, dan masih dalam satu kawasan dengan Pasar Badung.
sumber: Kompas.Com, Tribun bali & Google
Kejadian ini sangat disayangkan mengingat ketiga pasar tersebut merupakan pilar utama penunjang perekonomian masyarakat bali pada umumnya, salah satu contoh adalah Pasar Badung dimana perputaran uang disana berkisar hingga 5M/hari. Bayangkan betapa ramainya warga masyarakat yang menggantungakan nasib dipasar ini. Saya berharap pemerintah daerah cepat tanggap untuk segera mengevaluasi keberadaan maupun pemeliharaan bangunan pasar sehingga tidak terulang kejadian yang sama dikemudian hari.
Namun semua itu sudah berlalu, yang terbakar biarlah pasar asal hati dan kepala tetap dingin agar kita bisa melangkah guna memperbaiki keadaan menuju arah yang lebih baik.
Disini akan saya beberkan satu persatu pasar-pasar yang bisa dijadikan tujuan apabila ingin berbelanja di bali terutama oleh para wisatawan domestik indonesia selain dari tiga pasar yang sudah terbakar diatas.
Sebenarnya pasar diatas masih bisa dikunjungi cuman tidak nyaman untuk berbelanja dalam waktu yang lama mengingat kondisinya masih serba darurat. Mereka (para pedagang) memanfaatkan halaman pasar untuk menjajakan dagangannya dan ini tentu saja sangat menyulitkan kita berbelanja mengingat tempat yang sangat sempit.
Adapun pasar-pasar seni di bali yaitu:
- Pasar Sukawati
- Pasar Guwang
- Pasar Seni Kuta
- Pasar Kumbasari
Pasar Sukawati |
Lukisan-lukisan Bali termasuk yang diburu di pasar ini. Karena pasar ini dekat dengan desa-desa pusat pembuatan kerajinan Bali, maka Anda akan menemukan banyak model patung dan ukiran Bali. Pasar Sukawati terletak di perbatasan antara Denpasar dan Gianyar. Seakan menjadi “pintu” pertama untuk masuk ke Gianyar.
Sebaiknya datang di pagi hari, saat belum banyak orang yang datang untuk berbelanja. Proses menawar pun lebih mudah dilakukan di pagi hari, saat pedagang baru memulai aktivitas. Sebab, “pamali” jika menolak pembeli di awal berdagang.
Pasar guwang
Pasar Guwang |
Pasar ini terkesan lebih rapi daripada Pasar Sukawati. Namun, salah satu hal yang mencolok adalah tempat parkirnya yang luas. Pasar Guwang tergolong baru dan memang dibangun untuk mendukung Pasar Sukawati.
Bus-bus wisata mudah masuk ke pasar ini karena lahan parkir yang tersedia memang memungkinkan untuk bis. Barang yang dijual pun sama dengan Pasar Sukawati. Anda tetap harus menawar sebelum membeli.
Pasar Seni Kuta
Pasar Seni Kuta |
Lokasinya strategis dekat pusat keramaian pariwisata Bali, sehingga banyak turis asing yang tertarik membeli karena iseng lewat saja. Banyak kerajinan seni seperti patung ukiran dan lukisan yang dijual di pasar ini. Gambar dan motif pun beragam, tak selalu mencirikan budaya Bali.
Pasar ini buka dari sekitar jam 8 atau 9 pagi dan tutup agak malam sekitar jam 7. Letaknya dekat dengan Pantai Kuta dan Jalan Kartika Plaza.
Pasar kumbasari
Pasar Kumbasari |
Pasar yang satu ini letaknya dekat dengan Pasar Badung. Pasar Kumbasari
terkenal sebagai pasar grosiran. Barang-barang kerajinan yang biasa
dijual sebagai suvenir di kios-kios di Kuta dan sekitarnya, banyak yang
mengambil barangnya di Pasar Kumbasari
Anda bisa membeli pakaian dan aksesoris mote khas Bali. Tak hanya barang-barang kecil, namun ada pula patung dan ukiran. Lalu, ada pula berbagai mebel dan pernak-pernik untuk mengisi rumah. Aneka anyaman bambu seperti besek sampai ingke bisa Anda dapatkan di pasar ini.
Jika Anda berminat membeli dalam jumlah banyak, di sinilah lokasi yang tepat. Namun, membeli dalam jumlah kecil pun tak masalah. Pasar Kumbasari berada di Jalan Sulawesi, Denpasar, dan masih dalam satu kawasan dengan Pasar Badung.
sumber: Kompas.Com, Tribun bali & Google
0 comments:
Post a Comment